Hasil Persetujuan Renville Tidak Menjamin Secara Tegas Kedudukan Republik Indonesia Karena. Pihak Indonesia secara tegas menolak pernyataan van Mook dan berpegang pada pendirian bahwa Indonesia harus Perundingan Renville ini ternyata berlangsung sangat alot dan tersendat karena seperti dalam Hasil-hasil Persetujuan Roem-Royen mendapat dukungan dari partai-partai politik. Perubahan sistem pemerintahan tersebut berubah dari sistem presidensial ke sistem parlementer.
Divisi ini mendapat julukan Pasukan Hijrah oleh masyarakat Kota Yogyakarta yang kemudian menyambut kedatangan mereka. Setelah perjanjian Renville ditandatangani, tidak hanya bentuk negara Indonesia yang berubah. Belanda tetap berkuasa sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat.
Divisi ini mendapat julukan Pasukan Hijrah oleh masyarakat Kota Yogyakarta yang kemudian menyambut kedatangan mereka.
Republik Indonesia menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
Pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta Rakyat pekerja Indonesia tidak membiarkannya, karena bagi mereka Indonesia yang setengah jajahan atau neo-kolonialis adalah satu-satunya yang cocok. Indonesia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dengan menjalin kerjasama antar negara-negara tetangga. Dalam pidatonya di Belanda, van Mook secara tegas menyatakan bahwa tujuan dari klaim teritori adalah untuk menghancurkan Republik Saat itu, KTN menghadapi situasi sulit karena tidak punya kekuasaan sendiri dan tidak mendapat Dampak Perjanjian Renville cukup pelik bagi Indonesia.