Istilah Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa Pertama Kali Muncul Dalam Kitab. Kalimat Bhinneka Tunggal Ika dilanjutkan dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang artinya kalau dijadikan satu kalimat berarti Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Baca juga: Isu Sosial dan Lingkungan Jadi Bahasan dalam Seminar Daring KAGAMA NL.
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Terlihat dari sajak diatas tercantum sepenggal kalimat. Artinya: Bahwa Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan dua zat yang beda Tidak ada dharma (kerancuan dalam kebenaran) yang mendua.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV pada masa Kerajaan Majapahit.
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Dalam kitab ini, Mpu Tantular menulis: "Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, BhinnĂªki rakwa ring apan kena parwanosen. Yamin akhirnya mengungkapkan pertama kali kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sidang Bhinneka Tunggal Ika sendiri merupakan sebuah petikan kalimat yang ia temukan pada Kitab ika terukir pada, suatu kondisi dalam masyarakat, tan hana dharma mangrwa tokoh bali, tantular. Kalimat semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimuat dalam sebuah karya berjudul Kekawin Purusadasanta Bunyi lengkap Bhinneka Tunggal Ika, seperti yang termuat dalam kitab tersebut adalah sebagai berikut Tercepah belah, tetapi satu jua, artinya tidak ada dharma yang mendua.