Pemimpin Arek Arek Surabaya Pada Pertempuran November Adalah. Mereka meneriakkan yel-yel "Merdeka atau Mati!" dan"Lebih baik mati daripada hidup dijajah". Beberapa pemuda Surabaya yang terkenal dengan sebutan arek-arek Surabaya jelas merasa gusar.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah. Daripada mengikuti ultimatum meletakan senjata dan meninggalkan kota, arek Surabaya justru memilih tetap bertahan meskipun konsekuensi pilihan tersebut berarti adalah jatuhnya korban jiwa. Mereka akan membebaskan para tawanan Belanda di antaranya adalah Kolonel Huiyer.
Daripada mengikuti ultimatum meletakan senjata dan meninggalkan kota, arek Surabaya justru memilih tetap bertahan meskipun konsekuensi pilihan tersebut berarti adalah jatuhnya korban jiwa.
Sebagai respons atas keberanian Arek Surabaya dan figur Bung Tomo, maka pada akhir bulan Oktober para pemimpin Nahdatul Ulama dan Masyumi memberi dukungan dan menyatakan bahwa.
Bapak Moestopo berunding dengan Brigjen Mallaby yang memimpin pasukan Inggris agar. Beberapa pemuda Surabaya yang terkenal dengan sebutan arek-arek Surabaya jelas merasa gusar. Sebuah peringatan untuk mengenang perjuangan arek-arek Suroboyo dalam menghadapi para penjajah.